👻 Palasik – Hantu Pemakan Bayi dari Sumatera Barat
Indonesia memiliki segudang kisah mistis yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun salah satu makhluk gaib yang paling menyeramkan berasal dari tanah Minangkabau: Palasik. Mahluk ini bukan sekadar hantu, tapi dipercaya sebagai hasil dari ilmu hitam tingkat tinggi, dengan kekuatan yang bisa menembus batas alam gaib dan dunia nyata.
Meski terdengar seperti dongeng, masyarakat di pedalaman Sumatera Barat meyakini keberadaan Palasik sebagai ancaman nyata, terutama bagi ibu hamil dan bayi yang baru lahir.
📜 Asal Usul Mitos Palasik
Nama Palasik berasal dari kata “pala” yang berarti kepala, dan “sik” yang merupakan bentuk penyebutan lokal. Secara harfiah, Palasik adalah makhluk gaib berwujud kepala manusia yang terbang dengan organ tubuh menggantung, tanpa badan.
Menurut kepercayaan masyarakat, Palasik adalah manusia biasa yang mempelajari ilmu hitam demi kekuatan, kekayaan, atau keabadian. Namun ilmu tersebut menuntut pengorbanan besar, dan membuat pelakunya berubah menjadi makhluk gaib mengerikan yang hanya bisa bertahan hidup dengan memakan darah dan daging bayi.
🧠 Wujud & Ciri-Ciri Palasik
Palasik sering digambarkan sebagai kepala manusia yang bisa terbang, dengan rambut acak-acakan dan mata melotot. Yang paling menyeramkan adalah usus, paru-paru, dan jantungnya yang tergantung dan berayun saat terbang di malam hari.
Ciri-ciri Palasik:
-
Terbang hanya saat malam hari, terutama menjelang dini hari
-
Tidak dapat dilihat orang biasa, kecuali oleh dukun atau orang “peka”
-
Mengincar bayi dalam kandungan dan bayi baru lahir
-
Sering muncul di sekitar rumah sakit bersalin atau rumah dengan bayi
🩸 Mangsa Utama: Bayi dan Janin
Palasik dikenal sebagai pemakan bayi, baik yang masih dalam kandungan maupun yang sudah lahir. Ia tidak langsung membunuh, tetapi menghisap energi kehidupan secara perlahan. Beberapa ibu di kampung menceritakan kejadian aneh:
“Bayinya sehat pas malam, besok pagi sudah pucat dan meninggal tanpa sebab.”
Bayi yang menjadi korban Palasik biasanya mengalami:
-
Wajah pucat dan tubuh lemas mendadak
-
Menangis tanpa henti di malam hari
-
Nafsu makan hilang
-
Tanda-tanda medis tidak bisa menjelaskan penyebabnya
Beberapa dukun menyebut serangan ini sebagai "diambil auranya" oleh Palasik.
🛡️ Cara Perlindungan Diri dari Palasik
Karena Palasik tidak bisa dilawan secara fisik, masyarakat punya berbagai cara tradisional untuk melindungi diri:
1. Menggunakan Azimat atau Jimat
Biasanya berupa kain kuning, rajah dari ustaz, atau akar-akar khusus yang diramu oleh dukun.
2. Membuat Penangkal di Pintu dan Jendela
Seperti menaburkan garam, lada hitam, atau menggantung daun-daunan tertentu yang diyakini tidak disukai makhluk gaib.
3. Membacakan Ayat-ayat Perlindungan
Seperti Ayat Kursi, Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq & An-Naas), atau mantra lokal dari nenek moyang.
4. Tidak Membiarkan Bayi Tidur Sendiri
Orang tua selalu tidur dekat bayi atau menempatkan bayi di tengah kedua orang tua.
🧓 Palasik dalam Pandangan Masyarakat Minangkabau
Palasik bukan hanya cerita horor, tapi juga bentuk peringatan sosial dan moral. Mitos ini mengandung pesan tersembunyi:
-
Agar masyarakat tidak tergoda mempelajari ilmu terlarang demi kekayaan
-
Mengajarkan ibu untuk menjaga anak dengan penuh kehati-hatian
-
Menanamkan rasa hormat pada kekuatan yang tidak terlihat
Di beberapa daerah, orang-orang yang diduga belajar ilmu Palasik bahkan dikucilkan secara sosial, dan keturunannya dipercaya bisa "menurunkan kutukan".
🔍 Kisah Nyata: Bayi yang Hilang Setelah Tangisan Misterius
Tahun 2002, di sebuah kampung dekat Bukittinggi, terjadi kisah yang membuat geger warga. Seorang ibu muda bernama Salma melahirkan anak pertamanya dengan normal. Tapi pada malam ketiga, terdengar suara tangisan panjang di luar rumah, diikuti oleh suara desingan angin aneh.
Esok paginya, bayi Salma ditemukan meninggal. Tidak ada luka, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Tapi di sekitar kasur, ditemukan bekas cairan merah kecoklatan dan bau anyir menyengat.
Seorang dukun tua berkata:
“Itu bukan darah biasa. Itu jejak Palasik. Bayimu sudah jadi tumbal.”
📌 Penutup: Antara Kepercayaan dan Kenyataan
Bagi sebagian orang, cerita Palasik mungkin terdengar seperti dongeng lama. Tapi bagi masyarakat Minangkabau — terutama yang tinggal di daerah pedalaman — Palasik adalah nyata, dan rasa takut terhadapnya masih hidup hingga hari ini.
Di tengah kemajuan zaman, kisah-kisah seperti ini menjadi bagian dari identitas budaya lokal. Mitos tentang Palasik tidak hanya membuat bulu kuduk merinding, tapi juga mengingatkan kita bahwa tidak semua hal bisa dijelaskan dengan logika.
Posting Komentar