Sosok Penunggu Pohon Beringin Tua

 

🌳 Sosok Penunggu Pohon Beringin Tua


🌳 Sosok Penunggu Pohon Beringin Tua: Misteri yang Tak Terungkap di Kampung Mistis

Di tengah Kampung Rawa Geni, ada sebuah pohon beringin yang sangat besar dan tua. Warga setempat menyebutnya Beringin Lanang. Usianya diperkirakan lebih dari dua abad, dan batangnya begitu besar hingga lima orang dewasa tak sanggup memeluknya secara melingkar. Di bawah bayangannya, sejarah kelam dan kisah mistis berkembang dari generasi ke generasi.

Namun bukan pohonnya yang menjadi perhatian utama…
Melainkan sosok penunggu yang diyakini tinggal di dalamnya.


🌘 Legenda Dimulai: Asal Usul Beringin Lanang

Menurut cerita para tetua kampung, pohon itu ditanam oleh seorang pertapa sakti bernama Ki Reksaputra pada abad ke-18. Pohon tersebut ditanam sebagai penanda batas wilayah antara alam manusia dan alam halus. Tujuannya adalah agar makhluk-makhluk gaib tidak melintasi batas yang telah ditetapkan.

Namun saat Ki Reksaputra wafat, tidak ada yang bisa menjaga "gerbang" tersebut. Pohon beringin itu kemudian menjadi semacam penampung energi dari dua dunia — dan dari situlah, muncul sosok penunggu yang menakutkan.


👤 Siapakah Sosok Penunggu Itu?

Warga menyebutnya dengan berbagai nama:
Nini Ireng, Nyai Lorogeni, atau Mak Kuntil.

Konon, sosok ini menyerupai perempuan tua berambut panjang dengan mata merah membara. Ia muncul hanya di waktu-waktu tertentu:

  • Saat malam gelap tanpa bulan

  • Ketika angin berhenti berembus

  • Saat suara jangkrik dan kodok tiba-tiba menghilang

Menurut beberapa saksi, makhluk itu menunduk di bawah akar pohon dengan suara rintihan lirih, seakan menangisi sesuatu. Tapi jika kamu terlalu dekat atau berani mengusiknya, wajahnya akan berubah menjadi sangat mengerikan, dan kamu akan mendengar bisikan:

“Pulanglah… sebelum aku ikut…”


🕯️ Ritual dan Pantangan

Warga kampung percaya bahwa penunggu beringin tua tidak jahat, selama tidak diganggu. Karena itu, ada beberapa ritual dan pantangan yang dijaga secara turun-temurun:

Ritual:

  • Menyalakan kemenyan setiap malam Jumat Kliwon

  • Meletakkan sesaji di bawah akar: kembang tujuh rupa, pisang raja, dan air kelapa

  • Membacakan doa atau mantra pelindung bagi siapa saja yang harus melewati pohon itu

Pantangan:

  • Dilarang menebang ranting atau mengambil daun dari pohon

  • Dilarang bersiul atau menyanyi di dekatnya

  • Jangan sekali-sekali memandangi pohon itu lebih dari tiga menit tanpa berkedip


📖 Kisah Nyata: Pengantar Makanan yang Hilang

Beberapa tahun lalu, seorang pemuda bernama Ari bekerja sebagai pengantar makanan di kampung seberang. Karena ingin jalan pintas, ia memilih melewati jalur setapak yang melintasi pohon beringin tua.

Malam itu hujan gerimis, dan sinyal ponselnya mati. Ia mengirim pesan terakhir pada pacarnya:

“Bentar ya, aku nyebrangin jalan beringin dulu.”

Itu adalah pesan terakhir darinya. Ari tidak pernah ditemukan. Motor yang ia bawa ditemukan terguling tidak jauh dari pohon, dengan helm tergantung di dahan rendah. Anehnya, ponsel Ari tetap menyala — tapi layar hanya menampilkan satu aplikasi: rekaman suara kosong berdurasi 13 menit.

Beberapa ahli supranatural percaya Ari "diambil" karena berkicau lagu dangdut sambil melewati pohon itu, tanpa tahu bahwa ia telah melanggar pantangan kuno.


🌫️ Antara Mitos dan Peringatan

Bagi sebagian orang, cerita ini mungkin hanya mitos atau dongeng kampung. Tapi bagi warga Rawa Geni, penunggu pohon beringin tua adalah nyata. Mereka percaya bahwa hidup berdampingan dengan alam gaib bukanlah pilihan, melainkan keharusan.

“Yang tak terlihat bukan berarti tak ada,” ujar Mbah Sarto, juru kunci kampung.


📌 Penutup: Berani Melewati Beringin Lanang?

Jika suatu hari kamu berada di sebuah kampung yang sunyi dan melihat pohon beringin besar berdiri sendiri di pinggir jalan, berhentilah sejenak. Ucapkan salam dalam hati, atau paling tidak, jangan tunjuk pohonnya sembarangan.

Karena siapa tahu, dari balik akar yang gelap itu, ada sepasang mata yang mengamatimu sejak lama.

0 تعليقات

إرسال تعليق

Post a Comment (0)

أحدث أقدم