🔱 Misteri Paku Jawa & Gunung-Gunung Penjaga Pulau Jawa

 

Penampakan di Gunung Tidar — “Di Sini Segalanya Dimulai

🕯️ Bagian 1: Penampakan di Gunung Tidar — “Di Sini Segalanya Dimulai”

Malam Jumat Kliwon, Raka dan tiga kawannya (Jalu, Heri, dan Wira) nekat naik ke Gunung Tidar. Tujuannya bukan untuk wisata, tapi mencari paku pertama yang katanya ditanam oleh Syekh Subakir untuk menutup lubang gaib yang menjadi sarang jin-jin jahat di tanah Jawa.

Saat mereka sampai di atas dan menyalakan dupa, udara tiba-tiba berhenti. Hening. Bahkan suara jangkrik pun lenyap.

Wira yang paling sensitif tiba-tiba muntah darah. Di antara muntahannya, keluar paku tua berkarat — tidak mungkin masuk lewat mulut manusia.

Tiba-tiba, terdengar suara dari belakang makam Kyai Subakir:

“Kenapa kau cari sesuatu yang disembunyikan demi keselamatan umat manusia?”

Mereka menoleh. Seorang lelaki tua dengan sorban hitam berdiri sambil menatap tajam.

“Kalau kalian lanjutkan, paku-paku lain akan lepas. Dan kalian harus siap... menjadi gantinya.”


🧭 Bagian 2: Penjaga Gunung Lawu — “Kursi Batu Sang Raja Terakhir”

Di Gunung Lawu, mereka mencari petunjuk tentang paku kedua. Penduduk sekitar memperingatkan, “Jangan bicara soal Subakir atau Paku di sini. Lawu bukan tempat mainan.”

Tapi mereka keras kepala. Saat malam ketiga di jalur Cemoro Sewu, mereka menemukan kursi batu besar, menghadap langsung ke arah barat.

Heri duduk di sana untuk berfoto. Namun begitu ia duduk, tubuhnya kaku. Matanya mendelik. Suaranya berubah:

“Kau duduk di kursiku. Raja terakhir tak pernah mati. Dia menunggu pengganti.”

Wira mencium bau darah dan belerang di sekitarnya. Tanpa pikir panjang, mereka menggotong Heri turun gunung. Tapi Heri tak pernah sama. Setiap malam ia bicara sendiri dalam bahasa Jawa Kuno. Kadang menangis, kadang tertawa seperti raja gila.


🌋 Bagian 3: Merapi Meletus Tanpa Asap — “Kalian Telah Mengganggu Yang Tua”

Gunung ketiga adalah Merapi. Mereka datang saat gunung sedang tenang. Tapi begitu mereka menancapkan dupa di Batu Alien, bumi berguncang… tanpa suara. Aneh, karena tidak ada erupsi, tidak ada asap, hanya guncangan seperti gempa jiwa.

Raka melihat sosok bayangan besar bertanduk keluar dari kawah, membawa paku emas yang meleleh.

“Ini paku penjaga utara. Jika aku cabut, Jawa akan hancur dari puncaknya.”

Raka berteriak, “Jangan!”

Bayangan itu hanya tertawa, lalu menghilang. Tapi sejak hari itu, Raka sering melihat orang tanpa kepala berdiri di pojok kamarnya setiap malam.


🏞️ Bagian 4: Paku dari Darah di Gunung Muria

Di Gunung Muria, paku keempat dipercaya ditanam oleh Sunan Muria dengan doa-doa khusus yang memanggil ribuan malaikat. Tapi legenda lokal menyebut ada penjaga gaib berbentuk raksasa hitam bernama Kyai Muridam.

Saat mereka sampai di puncak, langit cerah tiba-tiba berubah mendung. Awan hitam turun menyelimuti hutan.

Mereka mendengar suara azan… tapi nadanya datar dan seperti dalam mimpi buruk.

Jalu melihat tanah membuka, dan dari dalamnya keluar tangan-tangan berlumuran darah menggenggam paku hitam sepanjang lengan.

“Paku ini ditempa dari tulang para pendosa. Jika kau ambil, kau harus menanggung semua dosanya.”

Jalu pingsan. Saat sadar, ia tidak bisa melihat warna merah lagi. Matanya hanya bisa menangkap hitam dan abu-abu.


🏔️ Bagian 5: Semeru, Mahameru — “Waktu Kiamat Sudah Terjadwal”

Gunung terakhir. Semeru. Paku terakhir. Di sinilah pusat dari segalanya.

Menurut manuskrip kuno yang mereka temukan, jika paku terakhir dicabut, roh-roh tertua akan bangkit dan menelan seluruh tanah Jawa ke dalam perut bumi.

Di tengah badai malam, Raka melihat sosok perempuan berjubah putih duduk di atas batu, memegang kitab besar yang terbuat dari kulit manusia.

“Kalian adalah generasi yang bodoh. Mencari sesuatu yang bahkan para leluhur tak berani ganggu.”

Kitab itu terbuka sendiri. Di dalamnya, tertulis:

Nama-nama orang yang sudah menyentuh paku… dan akan mati di antara dua dunia.

Di halaman terakhir: tertulis nama mereka semua.

Malam itu, badai mengamuk. Tapi bukan badai biasa. Angin seperti suara orang menangis. Petir menyambar tapi tak ada kilat. Di bawah tenda mereka, bumi bergoyang seperti makhluk hidup yang bangun dari tidur panjang.


🔚 Epilog: Lima Paku Telah Tergores

Beberapa bulan setelah perjalanan mereka, satu demi satu dari mereka menghilang atau meninggal dengan cara yang aneh:

  • Heri menghilang di kamar, hanya tersisa sorban putih dan bau dupa.

  • Jalu ditemukan meninggal di mushola, matanya terbuka tapi tak ada bola mata.

  • Wira dirawat di RSJ, terus menggambar tujuh gunung berulang-ulang.

  • Raka menghilang di Semeru… hanya catatannya yang ditemukan.

"Paku Jawa bukan untuk dicari… tapi dijaga. Atau Pulau ini… akan tenggelam dari dalam."


0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama