🕯️ Pergantian Shift Malam: Kisah Mistis dari Rumah Sakit Tua
Dunia medis tak hanya berbicara tentang hidup dan mati, tapi juga tentang mereka yang belum benar-benar pergi. Kisah ini datang dari seorang perawat bernama Lita (nama disamarkan), yang pernah mengalami pengalaman paling mencekam dalam hidupnya saat bertugas malam hari di sebuah rumah sakit daerah di Jawa Barat.
🕰️ Malam yang Terasa Panjang
Malam itu hujan baru saja reda. Udara dingin menyusup masuk lewat jendela lorong rumah sakit yang setengah terbuka. Lita datang untuk menggantikan shift sore, seperti biasa. Tidak ada firasat aneh. Semua terasa tenang—atau lebih tepatnya, terlalu tenang.
Ia bertugas di lantai dua, bangsal penyakit dalam. Ada tujuh pasien malam itu. Tidak ada kondisi darurat, tidak ada panggilan khusus.
Suster Tami, yang menyerahkan shift, sempat berbisik sebelum pulang:
“Kalau nanti ada panggilan dari kamar 212… jangan terlalu cepat ditanggapi. Tunggu saja. Biasanya... hilang sendiri.”
Lita hanya tersenyum. Ia pikir itu hanya candaan khas perawat senior untuk menguji nyali suster baru.
🚨 Bel dari Kamar yang Kosong
Pukul 2.05 dini hari, bel dari kamar 212 berbunyi. Sebuah suara kecil tapi jelas dari panel ruang jaga.
Lita mengecek daftar—dan benar saja, tidak ada pasien yang terdaftar di kamar 212 malam itu. Ruangan itu bahkan seharusnya dikosongkan untuk renovasi ringan. Tapi bel itu menyala, terus menerus.
Merasa ada yang aneh, tapi tetap profesional, Lita menuju kamar tersebut. Pintu setengah terbuka. Lampu menyala temaram. Udara di dalam terasa dingin, berbeda dengan ruangan lainnya.
Di dalam, duduk seorang ibu tua dengan rambut panjang beruban, mengenakan baju pasien, membelakangi pintu dan menatap keluar jendela.
“Saya haus… bisa ambilkan air putih?”
Itu yang ia katakan tanpa menoleh. Sederhana, tapi nadanya membuat bulu kuduk berdiri.
🩸 Jejak Basah ke Arah Tak Terduga
Lita segera bergegas ke ruang jaga mengambil segelas air. Tak sampai tiga menit, ia kembali ke kamar 212.
Tapi kali ini, kamar itu kosong. Tidak ada siapa pun. Tidak ada ranjang yang terpakai. Tidak ada gelas, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Namun di lantai, ada jejak kaki basah—seperti bekas kaki telanjang yang baru saja berjalan dari dalam kamar. Jejak itu mengarah ke ujung lorong...
... dan berhenti di depan ruang jenazah.
📖 Kisah Lama dari Masa Lalu
Pagi harinya, Lita menceritakan semuanya ke perawat senior.
Salah satu dari mereka berkata pelan, nyaris berbisik:
“Dulu, ada pasien lansia di kamar 212. Ia ditinggalkan keluarganya. Satu malam, ia memencet bel berkali-kali minta minum, tapi tak ada yang datang. Paginya… ia sudah meninggal, dehidrasi.”
“Sejak saat itu, siapa pun yang bertugas malam sering ‘dipanggil’ dari kamar itu. Kadang untuk minta air. Kadang hanya menatap jendela.”
⚠️ Penutup: Antara Mitos dan Kenyataan
Cerita seperti ini bukan hanya satu. Hampir setiap rumah sakit tua punya cerita tentang “panggilan dari kamar kosong”, “pasien yang tak terdaftar”, atau “suara minta tolong dari ruangan jenazah.”
Sebagian bilang itu hanya ilusi karena kelelahan malam. Tapi bagi mereka yang pernah mengalami langsung, kisah-kisah itu terlalu nyata untuk diabaikan.
Jadi, jika kamu mendengar bel berbunyi dari kamar yang seharusnya kosong…
...apa kamu akan menjawab panggilannya?
إرسال تعليق