🩺 "Ruang Isolasi 305" – Cerita Mistis Dunia Medis
Lokasi: Sebuah rumah sakit tua di Jawa Barat
Waktu: Kisaran tahun 2006
Tokoh utama: Suster Maya (nama disamarkan)
Bagian 1: Ruang yang Selalu Kosong
Suster Maya sudah 3 tahun bekerja di rumah sakit itu. Ia dikenal disiplin dan selalu mengambil shift malam. Tapi ada satu hal yang selalu ia hindari: ruang isolasi 305. Bukan karena letaknya di pojok lorong yang gelap, tapi karena banyak cerita aneh soal ruangan itu.
Ruang itu selalu kosong, tapi anehnya, lampu indikator "ISI" sering menyala sendiri. Beberapa petugas cleaning service pernah mendengar bunyi mesin infus menetes pelan dari dalam, padahal ruangan tidak digunakan.
Maya awalnya tak percaya. Sampai suatu malam…
Bagian 2: Pasien yang Tak Terdaftar
Jam menunjukkan pukul 01.35 dini hari. Maya sedang di nurse station ketika telepon ruang 305 berbunyi. Ia kaget. Tak ada pasien di sana. Tak seharusnya telepon itu aktif.
Dengan ragu, ia angkat. Terdengar suara lirih:
“Suster... obat saya belum dikasih...”
Deg. Suaranya seperti wanita tua, parau dan lambat. Maya langsung berdiri dan menuju ruang 305 sambil membawa senter.
Saat tiba di depan pintu, lampu indikator "ISI" menyala merah. Tapi... tak ada nama pasien di daftar sistem. Dengan tubuh gemetar, ia buka pintu perlahan.
Ranjang pasien tampak terpakai — kasurnya cekung seperti habis diduduki. Dan benar, infus di samping tempat tidur menetes pelan.
Namun tak ada siapa pun di sana.
Tiba-tiba AC ruangan mati sendiri, dan udara jadi dingin menusuk. Saat Maya hendak mundur, terdengar bunyi langkah... di balik tirai tempat tidur.
Tirai itu bergoyang sendiri.
Bagian 3: Rekaman CCTV dan Fakta Mengejutkan
Keesokan harinya, Maya langsung melapor ke kepala perawat dan meminta untuk melihat rekaman CCTV malam itu.
Dalam video terlihat Maya masuk ke ruang 305 — tapi... ada bayangan lain yang mengikutinya dari belakang. Sosok berpakaian pasien dengan kepala miring dan baju putih rumah sakit. Tapi hanya muncul selama 3 detik sebelum hilang.
Pihak rumah sakit pun akhirnya buka suara:
Konon, dulu ada pasien kanker paru-paru yang meninggal di ruang itu setelah menunggu obat berjam-jam yang tak pernah datang. Ia meninggal sendirian, sambil terus memencet bel panggil perawat.
Sejak saat itu, siapa pun yang jaga malam dan lupa memberi obat ke pasien... akan “diingatkan” lewat ruang 305.
Bagian 4: Pengakuan Terakhir
Suster Maya mengundurkan diri dua bulan setelah kejadian itu. Dalam surat pengunduran dirinya, hanya ada satu kalimat yang ditulis tangan:
"Saya sudah kasih obatnya, Bu. Tolong jangan telepon lagi."
Penutup
Cerita ini mungkin terdengar seperti urban legend — tapi di dunia medis, banyak kisah yang tak bisa dijelaskan logika. Dan kadang, penunggu di ruang isolasi... hanya ingin diberi perhatian. Karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada mati dalam sepi.
Posting Komentar